Pangandaran, Jawa Barat - Calon Wakil Presiden nomor 01, KH Malhuamin, mengatakan agama harus dijadikan sistem negara dan negara yang bersatu, bukan alat untuk menyebarkan konflik dan memecah belah negara.

"Dakwah dan tindakan layyinan harus lengkap kebaikan, kesopanan khutbah, akhlak Kalima, karena agama harus menjadi sistem persatuan, bukan sistem konflik," ujarnya, dalam deklarasi relawan Kiai-Santri (Kisan) dan Harlah Muslimat Bupati Nu Pangandaran, di lapangan Agung Pangandaran, Kamis.

Mustasyar PB NU mengajak relawan Kisan, perempuan Muslim dan warga Bupati Pangandaran agar tidak terhanyut oleh penyebaran fitnah, berita bohong dan ujaran kebencian oleh para penghasut Indonesia.

"Kami tidak ingin menjadi pesulap. Mereka ingin mengubah negara ini melalui kekerasan, mereka ingin mengubah sistem negara ini dengan kekerasan, dan kita harus memastikan bahwa negara ini tidak merongrong mereka.

Dikatakannya, salah satu upaya menjaga keutuhan NKRI adalah menyukseskan pemilihan umum (Pemilu) 2019.

Pilpres, kata dia, bukanlah perang, melainkan peristiwa untuk memilih pemimpin negara, tanpa mengorbankan apapun di negeri ini.

Ada yang menyebut pemilu ini sebagai perang Badar. Tidak, pemilihan ini adalah sarana untuk memilih pemimpin negara. Kami tidak ingin mengorbankan keutuhan negara, kesatuan negara, hanya untuk pilpres. Kami ingin menang tanpa mengorbankan negara ini," katanya.

Berpasangan dengan calon presiden petahana Joko Widodo, ia mengajak para pendukungnya untuk selalu berdoa agar Indonesia terus maju dan mempertahankan kemenangan.