PADANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan pentingnya masyarakat di Indonesia untuk selalu siap siaga dalam mengantisipasi berbagai ancaman bencana, terutama bencana besar. Letnan Jenderal Suharyanto, Kepala BNPB, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Provinsi Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, pada hari Kamis: “Hari ini kita melakukan persiapan dan simulasi.

Dia mengatakan bahwa acara persiapan tersebut diadakan secara serentak di empat tempat, yaitu Pangandaran, Cilakapu, Pandeglan, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. "Isu mega-trust bukanlah sesuatu yang baru terjadi hari ini, sudah sejak lama dikatakan bahwa Indonesia yang berada di posisi yang sangat strategis memiliki beberapa tempat yang berpotensi terjadi gempa bumi dan tsunami berskala mega-trust.



Gempa bumi dan tsunami Aceh tahun 2004, gempa bumi Padang tahun 2009, dan kejadian di Kepulauan Mentawai tahun 2010 membuktikan adanya ancaman nyata yang harus diwaspadai.

Dalam sebuah acara pencegahan bencana, beliau menyatakan bahwa saat ini belum ada ilmuwan atau ahli yang dapat memprediksi dengan tepat kapan dan di mana gempa bumi besar akan terjadi.

Oleh karena itu, BNPB, TNI-Polri, pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah menyadari ancaman nyata dari mega-thrust. Untuk mengantisipasi ancaman bencana, para pemangku kepentingan telah mengembangkan program tahunan, terutama di daerah-daerah yang rawan tsunami.

Program ini meliputi pemasangan peralatan deteksi dini yang modern, serta mempersiapkan dan melatih masyarakat untuk menjadi desa tangguh bencana.

BNPB berharap dengan mempersiapkan masyarakat yang tangguh bencana dan didukung oleh peralatan deteksi yang modern, masyarakat akan sadar dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan ketika bencana alam terjadi.