Potong Sapi Jangan Jadi Polemik
PANGANDARAN, (PB).
Memotong kepala sapi atau kambing dalam ritual syukuran nelayan diharap jangan jadi polemik. Pasalnya, memotong kepada sapi atau kambing merupakan ritual budaya masyarakat. Demikian pandangan Ketua Komisi II DPRRI, Drs. H. Agun Gunanjar Sudarsa, M.Si, dan Ketua Presidium Pembentukkan Kab. Pangandaran, H. Supratman, S.Ap dalam resepsi syukuran nelayan Pangandaran di Pantai Barat Pangandaran Kamis malam, (06/12).
Hadir pada kesempatan tersebut, jajaran Ketua Presidium Pembentukkan Kab. Pangandaran H. Adang Sandaan Hadari (bendahara), dan Andis Sose, SE (sekretaris) serta ratusan nelayan Pangandaran.
Resepsi syukuran nelayan Pangandaran di Pantai Barat Pangandaran (Kamis malam, 06/12) dikemas unik. Seluruh masyarakat dan tamu undangan yang hadir, menggunakan pakaian adat Sunda. Para pria menggunakan seperangkat pakaian pangsi (kampret) hitam, lengkap dengan iket. Sedangkan para perempuan, mengenakan pakaian kebaya lengkap.
Uniknya lagi, kudapan yang tersaji, merupakan makanan khas Sunda. Minuman dari bajigur, sedangkan lalawuhnya terdiri dari seupan boled, kulub suuk, goreng ketan dan sebagainya.
Tak hanya itu, acara yang diberi tema "Tradisi tetep Lastari, Budaya Budaya tetep Kariksa," menyuguhkan kacapi suling yang dibawakan seniman Pangandaran dan mahasiswa UPI Bandung. Selain itu, dihidang pula seni pencak silat yang dibawakan seniman tunanetra.
Dekorasi dan tata panggung dalam resepsi syukuran nelayan Pangandaran, juga tampil beda. Terutama penerangan dalam kegiatan tersebut, menggunakan oncor yang terbuat dari bahan bamboo (damar sewu).
Istimewanya lagi, resepsi syukuran nelayan Pangandaran ditandai dengan penyerahan salinan UU No 21 tahun 2012 Pembentukkan Kab. Pangandaran. Ketua Komisi II DPRRI, Drs. H. Agun Gunanjar Sudarsa, M.Si menyerahkan dokumen penting tersebut kepada Ketua Presidium Pembentukkan Kab. Pangandaran, H. Supratman,
SUMBER:http://www.kabar-priangan.com/news/detail/7277